A. Biodiesel
Indonesia mempunyai ketergantungan yang sangat tinggi terhadap minyak bumi sebagai bahan bakar. Tahun 2005 Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan Instruksi Presiden No. 10 tahun 2005 mengenai penghematan penggunaan energi termasuk dalam hal ini penggunaan bahan bakar dan Instruksi Presiden No 1 Tahun 2006 serta Instruksi Presiden No. 5 tahun 2006 mengenai energi terbarukan. Berbagai kebijakan tersebut mendorong pada penggunaan sumber energi alternatif termasuk dalam hal ini bahan bakar biodiesel. Biodiesel dalam pengertian ilmiah berarti bahan bakar yang digunakan untuk mesin diesel yang dibuat dari sumber daya hayati.
Penggunaan biodiesel mempunyai banyak keuntungan diantaranya adalah
· Dapat mengurangi emisi/ pancaran gas yang menyebabkan pemanasan global
· Dapat mengurangi emisi udara beracun dari knalpot, bersifat biodegradable, cocok untuk lingkungan sensitif dan mudah digunakan (Tyson, 2004)
· Karena biodiesel mempunyai efek pelumasan, penggunaaan biodiesel akan menurunkan biaya pemeliharaan (penggantian filter oli, penggantian filter bahan bakar, penggantian jumlah filter udara) dan peningkatan kualitas udara emisi cerobong dilihat dari ammonia, free chlorine, NO2 dan Hidrolic acid (Tribudiman, 2005)
· Meningkatkan kualitas emisi udara dilihat dari parameter CO, NOx, SOx, CO2 yang lebih rendah dari minyak petrodiesel. (Nakazono, 2001)
Indonesia mempunyai 30 spesies tanaman yang minyaknya dapat digunakan untuk biodiesel diantaranya jarak dan kelapa sawit.
Menurut SNI 04-7182-2006 Biodiesel adalah ester alkil (metal, etil, isopropil dan sejenisnya) dari asam-asam lemak. Standar ini digunakan untuk bahan baker substitusi motor diesel yaitu sebagai campuran (blening) dengan bahan baker diesel pada kendaraan bermotor atau motor diesel lainnya. Bahan bakar diesel yang dicampurkan meliputi antara lain minyak solar, minyak diesel dan minyak bakar yang memenuhi persyaratan spesifikasi yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang.
B. Tujuan
Menentukan kualitas biodiesel berdasarkan persyaratan mutu biodiesel SNI 04-7182-2006.
C. Persyaratan Mutu
Syarat mutu biodiesel ester alkil menurut SNI 04-7182-2006.
Parameter | Satuan | Nilai | |
1. | Massa jenis pada 40°C | kg/m3 | 850 – 890 |
2. | Viskositas kinematik pada 40°C | mm2/s (cSt) | 2,3 – 6,0 |
3. | Angka setana | Min 51 | |
4. | Titik nyala (mangkok tertutup) | °C | Min 100 |
5. | Titik kabut | °C | Min 18 |
6. | Korosi lempeng tembaga (3 jam pada 50°C) | Maks no 3 | |
7. | Residu karbon · Dalam contoh asli, atau · Dalam 10% ampas distilasi | %-massa | Maks 0,05 Maks 0,30 |
8. | Air dan sedimen | %-vol | Maks 0,05* |
9. | Temperatur distilasi 90% | °C | Maks 360 |
10. | Abu tersulfatkan | %-massa | Maks 0,02 |
11. | Belerang | ppm-m (mg/kg) | Maks 100 |
12. | Fosfor | ppm-m (mg/kg) | Maks 10 |
13. | Angka asam | mg-KOH/g | Maks 0,8 |
14. | Gliserol bebas | %-massa | Maks 0,02 |
15. | Gliserol total | %-massa | Maks 0,24 |
16. | Kadar ester alkil | %-massa | Min 96,5 |
17. | Angka iodium | %-massa | Maks 0,02 |
18. | Uji Halphen | Negatif |
D. Cara Uji
1. Kadar Air (AOAC, 1995)
· Contoh diaduk dan ditimbang sebanyak 10 gram. Lakukan pemanasan pada suhu 104 – 106°C selama 30 menit
· Contoh diangkat dari oven dan didinginkan dalam desikator pada suhu kamar lalu ditimbang
· Pekerjaan diulang sampai kehilangan bobot selama pemanasan 30 menit £ 0,005%.
2. Kadar Asam Lemak Bebas (AOAC, 1995)
· Contoh sebanyak ± 2,5 gram dimasukan ke dalam erlenmeyer dan ditambahkan heksana sebanyak 20 mL dan 30 mL alkohol 95% yang telah dinetralkan
· Larutan diberi indikator PP dan titrasi dengan KOH sampai terbentuk warna merah jambu

10 G
S = mL KOH untuk titrasi contoh
N = Normalitas KOH
G = Berat contoh, gram
M = Berat molekul asam lemak asam oleat, 280
Jika dihitung sebagai angka asam (mg KOH/g minyak)

G
No comments:
Post a Comment
post your comment